Jenis Madu Palsu

Begitu banyak madu beredar di pasaran dengan berbagai jenis, merk, dan label. Sayangnya sebagian besar madu tersebut bukanlah madu asli. Madu yang benar-benar asli memiliki ciri yang khas, yang berusaha ditiru semirip mungkin oleh produsen madu palsu, dengan tujuan agar madu yang mereka produksi seolah-olah adalah madu asli.

Mungkin kita bertanya-tanya dalam hati kita:
Apakah madu yang selama ini kita konsumsi adalah Madu Asli?
Bagaimana cara mengetahui apakah madu itu asli atau bukan?

Alhamdulillah, web ini akan menguraikan seluk-beluk tentang madu, yang mudah-mudahan akan menjawab segala pertanyaan yang ada pada diri Anda selama ini.

Ada 2 (dua) kategori Madu dilihat dari keasliannya, yaitu: 
1. Madu Asli = Madu Murni
2. Madu Palsu = Madu Campuran/Madu Sintetis/Madu Tidak Murni/

Madu palsu dan madu murni, sekilas memang sulit dibedakan. Apalagi sejumlah produsen madu palsu semakin ahli dalam meniru ciri-ciri madu asli seperti warna penampilan tekstur fisik, aroma, hingga rasa. Dengan mengetahui ciri-ciri madu asli, mereka bisa menemukan cara bagaimana agar madu campuran yang mereka nampak seperti madu asli.

Madu Palsu terbagi dalam beberapa kategori, yaitu:
  1. Pemalsuan madu dari segi jumlah, dilakukan dengan menambah volume madu asli dengan madu palsu, misalkan mencampurkan gula/madu buatan yang relatif lebih murah untuk kemudian diaduk.
    Pemalsuan ini pada intinya adalah meningkatkan jumlah madu “asli” dengan ditambah madu “palsu” atau bahan lain, seperti fruktosa sintetis, glukosa sintetis, sirup dll. Contoh kasus: 20% bagian adalah madu asli lalu ditambah gula sintetis 80% bagian,maka jadilah Madu palsu. Pemalsuan madu seperti ini sangat banyak beredar.
  2. Pemalsuan madu dari segi mutu, biasanya dilakukan dengan mengubah kadar air madu yang tadinya tinggi, lalu diturunkan dengan pemanasan.
    Kadar air mempunyai hubungan yang signifikan dengan mutu madu.
    Semakin rendah kadar air pada madu, maka akan semakin baik mutunya, demikian pula sebaliknya. Pemalsu madu biasanya memiliki madu yang kadar airnya sangat tinggi (22-30%). Kemudian untuk mengelabui kadar air yang tinggi tersebut, mereka menurunkan kadar air dengan pemanasan suhu tinggi. Dengan dilakukannya pemanasan, maka kadar air pada madu palsu akan berkurang sehingga menjadi lebih kental. Namun, sayangnya pemanasan pada madu selain dapat menurunkan aktivitas enzim juga dapat merusak kandungan vitamin dan mineral alami madu. Kandungan gizi yang sudah banyak mengalami kerusakan oleh fermentasi itu justru semakin rusak, bahkan hampir-hampir tidak lagi memiliki kandungan gizi sama sekali. Lebih buruk lagi, madu yang dipanaskan bisa mengandung racun yang dihasilkan selama pemanasan karena madu bereaksi dengan panci/logam yang digunakan untuk ketika melakukan pemanasan.
    Alih-alih memperoleh kesehatan, konsumen justru terancam oleh madu yang kualitasnya sudah sangat buruk ini bahkan beresiko mengandung racun, terutama bagi anak-anak dan pengidap penyakit yang justru ingin sembuh dari manfaat madu.
  3. Pemalsuan madu secara menyeluruh, yakni madu yang diklaim “asli” padahal sebenarnya 100% buatan manusia dengan menyerupai sifat-sifat madu, jadi bukan madu yang berasal dari lebah dengan komposisi aslinya. Madu tersebut merupakan madu buatan semuanya / 100% palsu, sehingga komposisi kimia yang terkandung di dalamnya merupakan komposisi yang “diada-adakan”.
Konsumen pada umumnya masih belum paham tentang mutu madu yg baik. Dan celakanya lagi, sebagian besar produsen madu pun tidak mencantumkan kandungan madu pada kemasan madu yang mereka jual.